Komisi IV DPRD Kabupaten Maluku Tengah menggelar rapat dengar pendapat bersama Direktur RSUD Masohi, Senin (16/6/2025), guna membahas berbagai permasalahan layanan kesehatan, termasuk kelangkaan obat di rumah sakit tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Malteng, Musriadin Labahawa, menilai perhatian Pemerintah Daerah terhadap RSUD Masohi masih sangat minim. Hal ini berdampak pada terbatasnya dukungan anggaran maupun sarana pendukung pelayanan kesehatan.
Labahawa meminta Pemda serius dan segera menindaklanjuti berbagai persoalan di RSUD terutama masalah pemenuhan oabt-oabatan yang dibutuhkan
Ia juga menyoroti beberapa hal yang perlu segera dibenahi, salah satunya sistem klaim yang hingga kini masih dilakukan secara manual, padahal bisa dilakukan secara digital.
Komisi IV berharap RSUD Masohi dapat segera memperbaiki layanan publik dan membangun komunikasi lebih intensif dengan Pemda, guna mengatasi berbagai persoalan yang menghambat layanan kesehatan di daerah tersebut.
Sementara itu, Direktur RSUD Masohi, Anang Rumuar, mengungkapkan rumah sakit yang dipimpinnya saat ini menanggung utang sebesar Rp4 miliar. Ia juga menjelaskan bahwa proses pengadaan obat masih menghadapi berbagai kendala.
Menurutnya, pengadaan obat dan bahan medis habis pakai kini dilakukan melalui sistem e-katalog oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP), sedangkan RSUD Masohi hanya berperan sebagai pengguna.
Diketahui belakangan ini RSUD Masohi menjadi sorotan masyarakat karena pelayanan kesehatan semakin memburuk. Sejumlah pasien dan keluarga pasien mengungkapkan harus membeli obat-obatan dari luar rumah sakit karena ketiadaan stok di instalasi farmasi rumah sakit.
Tidak hanya itu, klaim penggantian biaya pembelian obat dari luar yang diajukan oleh pasien dikabarkan tak kunjung dibayarkan, bahkan hingga bertahun-tahun.
Kondisi memprihatinkan ini diperparah dengan keterbatasan alat-alat penunjang medis dan bahan habis pakai, termasuk sarung tangan medis (handscoon). Obat-obatan primer untuk tindakan operasi juga dilaporkan habis.
Krisis logistik medis ini berdampak pada layanan sejumlah poliklinik yang tidak dapat beroperasi secara optimal.
Padahal, RSUD Masohi merupakan rumah sakit rujukan regional di Maluku Tengah, dan sebelumnya sempat meraih predikat paripurna dalam akreditasi rumah sakit beberapa tahun lalu.cta*
0 Comments